Kepala Desa Sumpeno, BA Mengharapkan Desa Galudra Jadi Desa Percontohan

Keterangan Foto: Kades  
Galudra Kec. Cimalaka Kab. Sumedang  

Sumpena (kiri) didampingi Sekdes.



SUMEDANG-
Desa Galudra Kec. Cimalaka Kab. Sumedang adalah hasil pemekaran dari desa pemekaran dari desa Sukalerang. Saat pemekaran desa tergolong desa IDT. Tapi, sekarang sudah banyak kemajuan yang berarti, karena secara geografis desa ini mempunyai asset wisata yang bisa dikembangkan terutama wisata air, di antaranya: kolam renang berikut waterboom yang sudah ada. Bahkan satu lagi proyek water boom yang akan dibangun oleh pengusaha RAINBOOW.

Dipimpin oleh kepala desa Sumpena M, BA pembangunan fisik dan non fisik semakin meningkat. Bahkan Sumpena lebih banyak berkorban materi demi meningkatkan Desa Galudra sebagai Desa percontohan di Kab. Sumedang.

Salahsatu contoh anggaran untuk pembangunan ruang kepala desa dan sekertaris Desa, dari ADD sebesar Rp 7000.000, ternyata menghabiskan dana Rp 13.000.000 maka kepala desa secara pribadi menyumbangkan Rp.6.000.000.

Sekarang masyarakat memerlukan perluasan mesjid, tidak tanggung-tanggung biaya pembangunan mesjid tersebut ditangani oleh kepala desa sendiri yang sampai yang sampai saat ini sudah menghabiskan dana Rp. 35.000.000 diperkirakan akan menghabiskan dana Rp 70.000.000 sampai selesai. Tanpa ada bantuan dari manapun, kecuali swadaya masyarakat untuk tenaga laden dan konsumsi.

Pembangunan jalan sepanjang 1 km dengan konstruksi beton yang dibiayai dari (PNPM) proyek nasional pemberdayaan masyarakat, nilai swadaya nya muncul hamper mencapai 40%.

Lebih dari pada itutahun ini Desa Garudra mendapat predikat KB.Kes terbaik tingkat nasional sungguh luar biasa.

Kalau ingin hidup menghidupi keluarga menjadi seorang kepala Desa, apalagi yang tidak punya asset, jangan mengharapkan untuk bisa maju Desa tersebut, bahkan akan lebih hancur  sebab di era sekarang calon-calon kepala Desa semakin banyak menginginkan banyaknya bantuan yang mengalir ke desa, baik dari pusat, provinsi, maupun kabupaten.

“Sekarang kepala Desa itu sudah banyak yang bukan mengabdi lagi pada masyarakat, tetapi karena karir dan profesi bahkan bisnis,”ujarnya sambil menggelengkan kepala.

Kepala desa itu abdi masyarakat (Bujang Masyarakat) dipanggil tengah malam pun harus datang, bila benar-benar untuk kepentingan masyarakat.

“Selain itu kepala desa harus jadi panutan masyarakat, Bapak masyarakat. Bagai ibu jari yang paling besar di tangan. Apabila ada keluhan-keluhan masyaarakat diusahakan yang lain jangan tahu. Apabila memang harus dirahasiakan. Saya benar-benar menjadi kepala desa itu untuk mengabdi sepenuhnya demi untuk kepentingan masyarakat dan kemajuan wilayah desa kami, sehingga desa Galudra dimasa yang akan datang menjadi desa percontohan di kabupaten Sumedang,”ujarnya.

Menuerutnya, rencana berikutnya adalah ingin memperbaiki semua jalan yang memang saat ini mulai hancur melalui berbagai dana yang masuk baik dari pemerintah, donator , dan sebagainya termasuk swadaya masyarakat.

“Saya akan merasa bangga ddan bahagia apabila semua cita-cita saya sudah terkabul, yakni mengangkat desa kami yang dapat dirasakan makmur oleh masyarakat. Jangan membohongi masyarakat, tatkala jadi calon kepala desa karena janji-janji manisnya. Janji manis harus dibuktikan ketika ia menjadi kepala desa. Masyarakat itu lebih kejam dalam memberikan ponis ketimbang keluarga bahkan sampai akhir hayatnya.” Demikian pesan terakhirnya. (DUDUNG – ENTIN)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama